TV Repair Procedures

Sedikit tips sebelum reparasi tv maupun elektronik

1. Sebelum menservis, sebaiknya cukupi/sediakan peralatan servis yang dibutuhkan dan siapkan peralatan-peralatan standar keamanan servis (jika ada).
2. Jika Anda seorang muslim, jangan lupa baca Basmallah sebelum mengerjakan sesuatu, termasuk servis.
3. Setelah berhasil membuka perangkat, sebaiknya bersihkan dulu mesin dari debu/kotoran, kalo perlu bersihkan juga bagian jalur PCB (bawah) dengan thinner. Jika mesin TV kelihatan bersih, proses servis lebih mengasikkan dan tidak menjemukan.
4. Amati semua komponen yang secara fisik ditemukan kejanggalan misalnya berkarat, gosong, retak, menggembung, dll. Jika ditemukan, segera dicek atau diganti.
5. Solder ulang pada bagian-bagian/solderan yang disinyalir retak dan akan retak. Misalnya resistor-resistor besar (1 atau 2 watt), kaki-kaki IC dan STR dll). Manfaat lain dari solder ulang, secara tidak langsung penyervis akan belajar memahami blok-blok dari mesin TV yang sedang diservis.
6. Khusus TV/perangkat yang sudah dilengkapi dengan Servis Menu, sebaiknya cek dulu data servis menunya sebelum menyolder, hampir sebagian besar kerusakan TV jenis ini disebabkan oleh berubahnya data settingan. Lumayan jika cuma mengubah data servis saja.
7. Hanya menservis per-blok, jangan berfikir kemana-mana. Usahakan tidak berfikir yang sulit-sulit terlebih dahulu, kadang kerusakan hanya bersifat 'sederhana'.
8. Jika menemukan kesulitan, lakukan tindakan pengumpulan data, misalnya bertanya ke teman, membaca datasheet, skema dll.
9. Jika ditemukan komponen/blok yang rusak, cari penyebabnya terlebih dahulu sebelum penggantian. Misalnya transistor horisontal rusak/mati mungkin disebabkan oleh TFB yang konslet.
10. Setelah TV yang diservis bisa menyala normal, biarkan menyala selama 5 s/d 15 menit, selama menyala amati jika ada gejala tidak normal, misalnya suara yang 'aneh', setelah dimatikan, sentuh/cek komponen-komponen aktif dari panas berlebih (overheat), jika dirasa sudah beres, bisa ditutup kembali dan menunggu bayaran.

Teknisi profesional - bekerja profesional (2)
Jadilah teknisi profesional.

Bekerja - berfikir - bertindak dengan cara profesional.

Pernahkan rekan teknisi mendengar berita bahwa “seorang bocah telah meninggal dunia karena tersengat listrik ketika sedang berkaraoke”. Kalau di negeri ini beritanya tentu akan berhenti sampai disitu saja. Dinegara maju lain halnya, konsumen atau polisi dapat melanjutkan untuk melakukan penyelidikan yang lebih jauh.
• Apakah telah terjadi kesalahan dalam design atau proses produksi ?
• Atau pesawat pernah direpair dan kesalahan disebabkan oleh kelalaian teknisi?

Ini cerita lain lagi. Belum lama ini kami menerima repair JVC model C-147. Saat memeriksa pesawat tersbut perhatian langsung tertuju pada :
• VR volume sudah dimodifikasi, dan VR dipasang disamping cabinet tanpa knop.
• Jack RF antena input telah diganti degan konektor RF yang biasa dipakai mesin china yang dijual. Entah kenapa alasannya mesti diganti ?
Lha.... ini kan sangat “membahayakan konsumen”. Kami tahu bahwa pesawat ini menggunakan “HOT CHASIS”. Kalau konsumen sampai menyentuh jack antena maka ada resiko kena sengatan listrik.
Kamipun berpikir :
• Teknisi yang telah melakukan modifikasi ini mungkin belum paham mengenai masalah ini.
• Teknisi tidak menyadari bahwa pekerjaannya tersebut dapat membahayakan nyawa orang lain.
Hot chasis artinya chasis pesawat ini kalau disentuh ada resiko orang kena sengatan listrik (atau kesetrum....gitu) langsung dari jala-jala listrik, karena grounding pesawat semuanya langsung berhubungan dengan ground bagian power suply.
Oleh karena itu pada pesawat model-model seperti ini :
• Jack RF antena input dipasang modul yang berisi kapasitor untuk mengisolasi agar tidak berhubungan langsung dengan chasis.
• Jack AV-in menggunakan siekit photo-coupler untuk mengisolasi agar jack input tidak berhubungan dengan chasis.
Kalau pernah membaca SERVICE MANUAL merk-merk teve, maka pada halaman pertama hampir selalu ditulis peringatan masalah keselamatan atau SAFETY INSTRUCTION. Disitu ditulis suatu prosedur pengecekan yang harus dilakukan sebelum pesawat diserahkan ke konsumen. Yaitu pengecekan dengan meter yang dihubungkan dengan ground bumi (yang dapat disambung ke pipa PAM, atau kabel yang ditanam). Kemudian semua metal part seperti jack antena, jack AV-in, jack speaker out dan lain-lain yang ter-ekpose keluar harus dicek dengan meter tersebut untuk mengetahui apakah mengandung tegangan listrik yang dapat menyengat. Disitu ditulis batasan maksimum arus listrik yang diperbolehkan yang tidak membahayakan.

Sebetulnya banyak SAFETY PRECAUTION yang kadang kami jumpai kurang diperhatikan teknisi, antara lain ialah :
• Fuse diganti dengan kabel listrik. Yang lebih konyol lagi dipasang dengan timah solder. Masih mendingan kalau diganti dengan selembar-serabut isi kabel, berarti teknisi masih paham mengenai tujuan pemasangan fuse. Kami biasanya menggunakan satu lembar (sak ler boso jowone.....) serabut dari kabel murahan yang isinya kecil-kecil untuk pengganti sementara fuse.
• Fuse resistor diganti dengan resistor biasa. Kalaupun tidak ada gunakan resistor dengan watt kecil. Pemasangan jangan mepet-nempel ke pcb, untuk menghindarkan kalau resistor terbakar tidak merusak pcb.
Kedua hal tersebut sangat berhubungan dengan resiko kebakaran (walaupun prakteknya jarang sekali terjadi).

Gambar diatas adalah merupakan standard “LEAKAGE TESTER” yang merupakan
alat yang digunakan untuk memeriksa tingkat kebocoran ac pada semua peralatan elektronik.
Maksimum tegangan yang diperbolehkan adalah 0.75v ac, dimana hal ini maksimum akan
memberikan arus sebesar 0.5 mili-ampere jika disentuh, yang dianggap level masih aman.
Pemeriksaan dilakukan dengan cara membolak-balik colokan ac cord (kabel listrik).

Apakah “test pen” dapat dipakai untuk memeriksa kebocoran ac seperti ini ?

Pesawat yang normalpun kalau ditest pakai test pen pasti akan menyala, jadi tidak dapat dipakai sebagai standar pengetesan.
Bagaimana kalau konsumen menginginkan tidak ada kebocoran ac sama sekali.
Kebocoran ac dapat dihilangkan dengan meng-ground-kan chasis pesawat.
• Sediakan kabel secukupnya.
• Salah satu ujung kabel dihubungkan dengan chasis pesawat
• Ujungkabel lainnya dihubungkan ke ground bumi. Dalam hal ini bisa di dipasang pada paku ditembok atau dijepitkan dibawah kaki meja.
Hal-hal lain yang perlu diperhatikan setelah selesai melakukan repair :
• Pastikan kabel tegangan tinggi tidak menyentuh atau terlalu dekat tabung gambar atau def yoke.
• Pastikan kabel-kabel konektor tidak ada yang menyentuh resistor watt-besar yang panas.
• Jika ac cord (kabel listrik) lecet-lecet informasikan ke konsumen untuk diganti.

Posting Komentar untuk "TV Repair Procedures"